Saturday 27 June 2009

Filosofi Jalanan #1

Ehem.. ehem...

Dah lama mau posting tentang ini.

Berhubung aku dah mulai menapaki jalanan dengan sahabat orange-ku, hehe, maka ada beberapa hal yang membuatku belajar tentang kehidupan lewat jalanan.

Tapi, satu per satu dulu sementara aku mengingat filosofi yang lainnya. Soalnya, otak ini seperti mulai dijangkiti oleh penyakit alzheimer tingkat rendah.

Baiklah, tanpa perlu memperpanjang mukaddimah, inilah dia...

Filosofi#1: Lelaki pake perhitungan, perempuan pake perasaan.

Hehe, ini bisa bener bisa salah. Tergantung laki-laki yang mana, perempuannya yang mana. Tapi pada umumnya, laki-laki lebih pintar menguasai medan jalanan daripada perempuan. Insting atau karena otak kiri mereka yang sering digunakan? Misalnya, kalo mau nyalip, mereka dah ngitung secara refleks saat nyalip yang tepat. Seberapa kecepatan yang bisa ditempuh dan mampukah tunggangan mereka melakukannya sudah secara otomatis, dikalkulasikan dengan cepat di otak mereka.

Sedangkan perempuan, cenderung merasa ga bakalan ada yang berani nyakitin dia. Jadi kalo dijalanan, perempuan itu kadang kurang berhati-hati. Mau nyalip, ga liat kiri kanan, dengan asumsi, ga bakalan ada orang yang berani nabrak gue, gue kan cewek.

Pernah kejadian, cewek yang mau motong jalan tapi ga liat kiri kanan. Akhirnya terjadi tabrakan. Dengan truk sayuran, syukur aja bukan tronton gandengan. Tapi tetep aja ga selamat dan akhirnya dimakamkan.


Photo taken from this site

Cumaaaa.... Ada satu kelemahan laki-laki. Mudah tersulut emosi. Kalo disalip merasa ditantang. Hehe, ada kejadian lucu tentang salip-salipan.

Suatu hari, aku berangkat dari Taman Raya (sebuah perumahan di Batam) ke Anggrek Sari (juga sebuah perumahan di Batam) lewat jalan besar. Berhubung rada sepi, aku pake kecepatan tinggi. Trus, ga sengaja nyalip bapak-bapak yang boncengan dengan temannya. Biasanya, orang kalo boncengan, kecepatannya sekitar 60-an km/jam (mengingat keselamatan teman). Mungkin sama boncengannya, dihasudlah sang rider. Beberapa saat kemudian mereka nyalip ima. Dan lagi, ga sengaja, ima berhasil nyusul dan nyalip lagi.

Begitulah kami saling salip menyalip selama beberapa menit hingga akhirnya sampai di persimpangan. Hubungan 'pertemanan' yang berlangsung singkat terpaksa dibubarkan. Berhubung ima belok kanan, mereka belok kiri. Hmmm... Kapan bisa ketemu sama bapak-bapak 'lucu' itu lagi? (' ')

Deformasi

Begitulah...

Dua hari yang lalu, gigiku mulai berulah. Sepertinya, si gigi bungsu udah mulai besar, tapi ga tau mau muncul dari arah mana. Akhirnya dia mendesak gigi tetangga. Arghh... Snut-snut 'bunyi'-nya (kalo beneran bisa bunyi, pasti berisik banget).

Dahulu kala, aku dah biasa sakit gigi dan ga pernah bengkak. Eh, pernah, coy! Sekali. Waktu kuliah. Yah, cuman itu aja. Dan itu pun ga bengkak-bengkak amat. Tapi yang sekarang. Wesss... Sabana gambuang! Tapi minimal bisa bikin orang senang. Habis, tiap kali liat wajah ima, mereka pasti ketawa.

Kalo di PCB (printed circuit board), itu... Macam motherboard, memory RAM.. Kalo anak elektro, kudu ngerti ini. Di PCB, ada istilah DELAMINATION. Artinya, permukaan PCB tidak rata akibat adanya moisture yang terperangkap di antara layer PCB. Bila PCB diberi perlakuan panas, misal reflow (salah satu metode untuk menyolder komponen ke PCB), maka moisture yang berbahan dasar air akan menguap. Sehingga PCB memiliki ruang hampa antara . Bila diraba, permukaan terasa kasar dan gembung.

Dan kondisi delamination ini, mirip dengan pipi kananku. GEMBUNG! Membuat wajahku mengalami temporary deformation dan mengubahnya jadi asimetris (minjem istilah Pak Wahyudi). Ugh! Wajahku yang panjang dan indah (halaaah, narsis) jadi bengkak sebelah. Mau dibilang gemukan, kok bagian kanan doang?

Tanggapan dari teman-teman PT:

Mbak Hanim/Dian: "Mba ilma, bagi-bagi dong permennya."

Pak Wahyudi: "Gyahahaha.... (sempat kehilangan kata-kata). Kamu jadi asimetris. (dilanjutkan dengan ketawa)"

Mas Andrias: "Ilma, kamu seperti menyembunyikan telur ayam aja di pipimu."

Aku: (meringis)