Saturday 7 November 2009

Sun Flower

Tahukah teman-teman bahasa bunganya bunga matahari? "Aku selalu memandangmu."

Itulah dia. Romantiskah? Bagiku itu adalah ungkapan kesedihan dengan sebentuk cinta yang dalam. Ceile...

Tahu kenapa diartikan demikian?

Ima lupa pengarangnya siapa, tapi bacanya di majalah Bobo sekitar tahun 1990-an. Maaf, klo kurang berkenan karena cerita ini berasal dari agama kuno yang menganggap tuhan itu ga sanggup menangani alam semesta ini sendirian, jadi perlu dibantu oleh dewa-dewi semisal, Dewa Petir, buat ngasih efek kilat saat hujan badai. Atau Atlas, buat bantu menopang bumi biar kagak jatoh. Dan lain sebagainya...

Jadi begini ceritanya...

Suatu hari, Dewa Matahari turun ke bumi. Atas kepentingan apa, saya lupa. Dia menyamar menjadi manusia biasa hingga bertemu dengan seorang gadis biasa. Singkat cerita, mereka ditakdirkan jatuh cinta. Namun, itu adalah cinta yang tidak mungkin. Sang dewa harus berada di matahari, sedangkan manusia tidak mungkin tinggal di sana, bisa meleleh kan? Sepertinya dalam agama kuno juga ada pengertian, kalo makhluk itu diciptakan berpasang-pasangan, maka kawinlah dengan dari jenismu sendiri (seperti Ayatullah).

Sehingganya, entah karena cinta yang begitu dalam dari sang gadis atau karena keegoisan dari sang dewa, si gadis pun diubah menjadi bunga. Bunga matahari. Bunga yang selalu memandang (atau mengawasi) peredaran matahari dari timur hingga barat. (Takut matahari selingkuh sama bulan mungkin, hehe).

Duh, kok seperti merusak cerita gitu ya imanya?
Jadi, cerita yang menyedihkan ya? Walopun seolah-olah romantis.

Tuesday 3 November 2009

Simpler Better

Hyakhyakhyak.. Ups, akhwat kok ngakak?
Jadi gini, kemaren adalah perdananya seorang iLma masak kue brownies kukus! Resep yang didapat pun dari internet. Silahkan klik link ini...

Kadang itulah kita. Think so complicated. Kadang kita anggap sesuatu yang perfect comes from a very complex things or even expensive. Padahal ga musti gitu.

Simpler, better. Nah, inilah yang terjadi sodara-sodara. Resepnya bener-bener minimalis dan lumayan mudah dan relatif murah bahan2nya. Ga perlu mixer. Ga perlu oven. Sayang ga ada gambar brownies yang kubikin... Jadi pake tampilan gambar yang di resep aja ya..


Seperti yang telah terungkap dengan gamblang pada paragraf pertama, kemaren, alhamdulillah, brownies kukusku yang sepertinya kurang meyakinkan bentuknya saat masih mentah cukup membuat orang yang nyoba suka.

Memang sih, ada dikit modifikasi dari resep yang ada di link di atas. Aku bagi adonan jadi 2 bagian. Bagian pertama dikukus sekitar 10 menit. Lalu ditaburi meses. Kemudian tutup dengan setengah bagian lagi. Masak hingga matang. Tes dengan tusuk gigi baru, jangan bekas, kasian yang makan ntar, hehe. Kalo dah ga lengket berarti dah matang.

Jangan lupa, berhubung kita ngukus, tutup dandang diberi serbet agar uap air ga netes ke adonan kue kita.

Berikut endorsement dari yang nyicip:
"Lebih lembut dari brownies Bu Ita." - Ni I
"Bisa nih, ima jual kue." - Bang Dedi
"Lebih lembut dari brownies Ta**d**i." - Nanda
"Beneran ima yang bikin??? Tambah lagi ya.." - Tinorma
"Mmm.. Enak.. Enak.." - Pak Budi S.

Hehe... Narsis abeeess....

Monday 2 November 2009

Maju Terus Pantang Mundur

Ini dia! Filosofi Jalanan nomer 2 versi ima, hehe...

Kalo di jalan, jangan, sekali-kali jangan mundur apalagi terhenti. Kenapa? Karena ritme jalanan akan menjadi kacau. KECUALI, emang ada rambu2 yang nyuruh berhenti, apalagi klo itu Pak Polisi. Bahaya kalo nekad. Bakal ada hukuman yang mengikat. (seperti foto di samping)

Trus gimana dong kalo mo rehat bentar? Boleh saja, tapi jangan mendadak dan yang terpenting - signing. Karena yang berada di jalan adalah semua tipe manusia, mulai dari yang sabar luar biasa hingga emosian ga terkira.

Kita harus memberitahukan 'rekan' jalanan kita apa yang kita ingin lakukan. Mau nyalip, kasi tahu nyalip dari arah mana. Mau brenti, jangan mendadak ngerem poll! Brenti baek-baek, ambil jalur kiri (klo di Indonesia) sambil kasi lampu sign kalo mo ke kiri dan langkah terakhir berhenti...

Ada banyak aturan dan adab sopan santun yang musti dipelajari dalam pergaulan di jalanan. Dan ada hal penting yang musti ada selama berkendaraan. Apakah itu?

Surat Ijin Mengemudi! Alias SIM di samping STNK. Mengapa? Karena berdasarkan UU Lalu lintas terbaru, kalo ditilang tanpa SIM, sanksinya Rp. 1jt. Bandingkan dengan harga bikin SIM?

Ini sebenarnya mo nampar pipi sendiri biar sadar dan bikin SIM segera, hehe...
Abis ga sempat... Disamping itu, konon harganya mayan mahal (hampir setengah harga dendanya)... Eits, don't just believe in what you hear, PROVE IT!

Jadi, maju terus pantang mundur, hehe.. Ataw in English, Keep moving Forward!