Friday, 19 December 2008

Jaman Susah

Beberapa waktu lalu aku baca email dari teman. Isinya tentang seseorang yang bangga menjadi orang Indonesia. Kenapa? Karena orang Indonesia itu bisa bertahan dalam keadaan susah.

Sebagai salah satu negara dunia ketiga, standar hidup masyarakat Indonesia memang masih sedikit jauh dari kemapanan. Kita, sudah terbiasa hidup susah sedari kecil. Tapi kebiasaan hidup seperti itu terkadang menciptakan sosok pribadi dengan akhlak terpuji. Bahkan ada yang menganut prinsip:
Sesama orang susah, dilarang saling menyusahkan

Seperti kemaren, waktu aku berangkat kerja. Sopir angkot ngasih uang kembalian lebih dari yang seharusnya. Saat aku kembalikan kepada sopirnya, dia malah berkata sambil tersenyum, "Bensin dah turun harga..."

Subhanallaah... Aku langsung menatap sang sopir dengan mata berkaca-kaca (tapi tidak sampai menitikkan air mata). Haru bersarang di dada. Ternyata, sang sopir keren juga. Wups... maksudku, ternyata ada juga sopir yang mengerti, betapa ongkos yang melambung tinggi sangat menyengsarakan para pengguna jasa angkutan umum.

Yah, namanya juga orang susah, hehe... Duit seribu perak pun dikejar...

Monday, 15 December 2008

Fogging

Minggu, 14 Desember kemaren, kawasan perumahan Taman Raya mendapat jatah penyemprotan untuk ngusir nyamuk. (Hehe, aku dah balik ke habitat asal, Taman Raya. Bukan di Anggrek Sari lagi). Penyemprotan itu namanya fogging.






Ini adalah inisiatif dari pihak RT berhubung telah berjatuhan korban demam berdarah hingga menyebabkan kematian.


Setelah penyemprotan ini, diharapkan para nyamuk angkat kaki dari kawasan perumahan. Hanya saja, serangga lain yang non-nyamuk jadi pada sempoyongan. Yang paling heboh adalah para kecoa. Mereka lari ke sana kemari. Panik! Yang paling kasian adalah belalang sembah. Dia puyeng banget. Sampai-sampai kepalanya miring ke kanan. Tangannya menggapai-gapai. Kalo dilihat pake luv kekuatan magnifikasi 30X, dari mulutnya pasti keluar iler. Bukan karena lapar, tapi mabok fogging. Hehe...


Hhhhh... gara-gara nyamuk satu species, serangga lain kena getahnya.

Sisa Qurban

Lebaran haji tahun ini terasa sedikit berbeda. Karena tak ada papakah? Entahlah...

Yang pasti, aku tidak bersama mama dan adik-adik di Lubuksikaping. Aku berada di Batam. Bersama adik-adik sepupu.

Paginya, awan gelap menggantung di langit Batam. Tanpa menggunakan jasa peramal pun bakalan ketahuan kalo bentar lagi hujan. Sebagai pendatang baru di Batam Centre (kawasan elite Anggrek Sari, hehe, nyombong dikit), kami (baca: aku dan adik-adik sepupuku) termasuk orang kere. Secara, kami hanya makan apa yang ada di dalam kulkas. Dan isi kulkas pun, kebanyakan daun-daunan, kentang dan telur. Mie pun dibeli sekedar menjadi pelengkap. Maklum, jadi penunggu rumah kakak sepupu. Yah, ketahuan, hehe...

Begitulah, sepulang dari sholat ied, kami bikin sup mie. Beruntung ada hati ayam, sekalian ditambah ke dalam masakan. Rasanya? Ue... ue.... ue... uenak banget!

Lalu, menjelang siang, kami beringsut mengunjungi rumah saudara-saudara yang lebih tua. Biasanya, kalo lebaran, aku yang dikunjungi. Soalnya, aku tinggal sama kakak sepupuku. Di Batam ini, beliau tergolong kakak yang paling tua di antara keluarga besar 'bako' maupun 'mamak'. Jadi, semuanya ngumpul di rumah kakakku itu, namanya Ni I. Tapi, lebaran haji kemaren, beliau masih di Padang. Balik ke Batam tanggal 8 Desember siang hari.

Akhirnya, kami 'terpaksa' jalan-jalan keliling Batam. Tak peduli gerimis mengundang, dengan tekad sekuat baja, kami pergi juga. Karena katanya, silaturrahmi mendatangkan rejeki. Hehe... Alasan! Padahal mau numpang makan, hehe... Dengan boncengan naik motor Honda Beat adik sepupuku, kami berangkat menuju tempat kunjunga pertama, PIAYU!


Letaknya cukup terpencil. Daerah yang masih dalam tahap perkembangan. Perumahan sedang dibangun sana sini. Bukit digunduli sana sini. Becek pun tak ketinggalan, ada di sana sini. Lumpur tanah merah pun ikut ambil bagian. Hhhh... Namanya juga air membasahi bumi.

Ba'da Dzuhur, kami menuju Batu Aji. SMK 1 Batam tepatnya. Salah seorang kakak sepupuku tinggal di dekat asramanya. Beliau mengajar di sana. Saat berangkat, hujan gerimis masih mengiringi perjalanan kami. Saat pulang ke rumah pun, langit belum selesai nangis.

Tapi tak apalah, yang jelas hati senang karena perut kenyang. Hehe... Soale, tiap kunjungan kami disuguhi makanan berat sebangsa lontong. Di piayu dapet lontong gulai, di SMK 1 dapet lontong pecel.

Cuma, lebaran haji tahun ini lebih meninggalkan kesan yang membekas dibandingkan lebaran haji tahun-tahun sebelumnya. Terutama bagi baju gamis kesayanganku. Noda lumpur bersarang dan sulit ilang! Kuesalllllll!!!!!

Jadi, tibalah di kesimpulannya. Kalo mau boncengan dan duduk nyamping, jangan, sekali-kali jangan mau naik Honda Beat! Karena design ban belakangnya tidak mampu menutupi cipratan air jalanan untuk kondisi cuaca hujan. Akibatnya, becek menyerang dari sisi kiri dan kanan. Apalagi kalo medan berlumpur, BA-HA-YA!

Saturday, 6 December 2008

Bulan Haji, Bulan Qurban, Bulan Ujian

Hehe, judulnya panjang juga yah? Itulah keistimewaan bulan Dzulhijjah. Di bulan ini, umat muslim seluruh dunia, berbondong-bondong mengunjungi rumah Allah, Ka'bah. Di bulan ini pula, dulu, Nabi Ibrahim diuji ketakwaannya saat diperintah untuk menyembelih anaknya. Kemudian, di bulan ini pulalah, ima diberi ujian oleh Allah.

Menjelang bulan Dzulhijjah, begitu banyak kejadian yang tidak mengenakkan di hati terjadi. Mulai dari small issues hingga big issues. Sampai-sampai merambah ke pekerjaan ima. Hati ini entah mengapa, begitu gusar dan gelisah. Tapi ga tau penyebabnya apaan. Dan seluruh kegusaran itu ditutup dengan perpisahan yang menyakitkan tapi indah.

30 November 2008 Masehi, 2 Dzulhijjah 1429H

Malam..
Terpedaya rayuan maut Izrail
Terhanyut dalam bisikan cinta Allah
Papa ima pun meninggalkan dunia dengan senyuman..
Bagaikan hendak berhaji
Wajah papa begitu bersih, damai dan suci

Selamat jalan papa..

Allah,
mudahkanlah jalan papa ke syurgaMu
Ampunkanlah dosa-dosanya
Terimalah segala amal kebajikannya

Allah,
begitu banyak yang ingin ku sampaikan dalam do'a
mohon kabulkanlah ya Allah...

*hmm... ima harus berhasil jadi anak solehah nih...