Lebaran haji tahun ini terasa sedikit berbeda. Karena tak ada papakah? Entahlah...
Yang pasti, aku tidak bersama mama dan adik-adik di Lubuksikaping. Aku berada di Batam. Bersama adik-adik sepupu.
Paginya, awan gelap menggantung di langit Batam. Tanpa menggunakan jasa peramal pun bakalan ketahuan kalo bentar lagi hujan. Sebagai pendatang baru di Batam Centre (kawasan elite Anggrek Sari, hehe, nyombong dikit), kami (baca: aku dan adik-adik sepupuku) termasuk orang kere. Secara, kami hanya makan apa yang ada di dalam kulkas. Dan isi kulkas pun, kebanyakan daun-daunan, kentang dan telur. Mie pun dibeli sekedar menjadi pelengkap. Maklum, jadi penunggu rumah kakak sepupu. Yah, ketahuan, hehe...
Begitulah, sepulang dari sholat ied, kami bikin sup mie. Beruntung ada hati ayam, sekalian ditambah ke dalam masakan. Rasanya? Ue... ue.... ue... uenak banget!
Lalu, menjelang siang, kami beringsut mengunjungi rumah saudara-saudara yang lebih tua. Biasanya, kalo lebaran, aku yang dikunjungi. Soalnya, aku tinggal sama kakak sepupuku. Di Batam ini, beliau tergolong kakak yang paling tua di antara keluarga besar 'bako' maupun 'mamak'. Jadi, semuanya ngumpul di rumah kakakku itu, namanya Ni I. Tapi, lebaran haji kemaren, beliau masih di Padang. Balik ke Batam tanggal 8 Desember siang hari.
Akhirnya, kami 'terpaksa' jalan-jalan keliling Batam. Tak peduli gerimis mengundang, dengan tekad sekuat baja, kami pergi juga. Karena katanya, silaturrahmi mendatangkan rejeki. Hehe... Alasan! Padahal mau numpang makan, hehe... Dengan boncengan naik motor Honda Beat adik sepupuku, kami berangkat menuju tempat kunjunga pertama, PIAYU!
Letaknya cukup terpencil. Daerah yang masih dalam tahap perkembangan. Perumahan sedang dibangun sana sini. Bukit digunduli sana sini. Becek pun tak ketinggalan, ada di sana sini. Lumpur tanah merah pun ikut ambil bagian. Hhhh... Namanya juga air membasahi bumi.
Ba'da Dzuhur, kami menuju Batu Aji. SMK 1 Batam tepatnya. Salah seorang kakak sepupuku tinggal di dekat asramanya. Beliau mengajar di sana. Saat berangkat, hujan gerimis masih mengiringi perjalanan kami. Saat pulang ke rumah pun, langit belum selesai nangis.
Tapi tak apalah, yang jelas hati senang karena perut kenyang. Hehe... Soale, tiap kunjungan kami disuguhi makanan berat sebangsa lontong. Di piayu dapet lontong gulai, di SMK 1 dapet lontong pecel.
Cuma, lebaran haji tahun ini lebih meninggalkan kesan yang membekas dibandingkan lebaran haji tahun-tahun sebelumnya. Terutama bagi baju gamis kesayanganku. Noda lumpur bersarang dan sulit ilang! Kuesalllllll!!!!!
Jadi, tibalah di kesimpulannya. Kalo mau boncengan dan duduk nyamping, jangan, sekali-kali jangan mau naik Honda Beat! Karena design ban belakangnya tidak mampu menutupi cipratan air jalanan untuk kondisi cuaca hujan. Akibatnya, becek menyerang dari sisi kiri dan kanan. Apalagi kalo medan berlumpur, BA-HA-YA!