Beberapa waktu lalu aku baca email dari teman. Isinya tentang seseorang yang bangga menjadi orang Indonesia. Kenapa? Karena orang Indonesia itu bisa bertahan dalam keadaan susah.
Sebagai salah satu negara dunia ketiga, standar hidup masyarakat Indonesia memang masih sedikit jauh dari kemapanan. Kita, sudah terbiasa hidup susah sedari kecil. Tapi kebiasaan hidup seperti itu terkadang menciptakan sosok pribadi dengan akhlak terpuji. Bahkan ada yang menganut prinsip:
Sebagai salah satu negara dunia ketiga, standar hidup masyarakat Indonesia memang masih sedikit jauh dari kemapanan. Kita, sudah terbiasa hidup susah sedari kecil. Tapi kebiasaan hidup seperti itu terkadang menciptakan sosok pribadi dengan akhlak terpuji. Bahkan ada yang menganut prinsip:
Sesama orang susah, dilarang saling menyusahkan
Seperti kemaren, waktu aku berangkat kerja. Sopir angkot ngasih uang kembalian lebih dari yang seharusnya. Saat aku kembalikan kepada sopirnya, dia malah berkata sambil tersenyum, "Bensin dah turun harga..."
Subhanallaah... Aku langsung menatap sang sopir dengan mata berkaca-kaca (tapi tidak sampai menitikkan air mata). Haru bersarang di dada. Ternyata, sang sopir keren juga. Wups... maksudku, ternyata ada juga sopir yang mengerti, betapa ongkos yang melambung tinggi sangat menyengsarakan para pengguna jasa angkutan umum.
Yah, namanya juga orang susah, hehe... Duit seribu perak pun dikejar...
No comments:
Post a Comment