Thursday, 21 May 2009

Kaya atau Miskin Harta

Mana yang akan kamu pilih? Kaya atau miskin harta?

Kaya harta belum tentu bisa bahagia. Kecuali, si orang kaya ngerti harta yang ada padanya adalah titipan dan menjadi ujian dari Allah SWT.

Terlebih lagi setelah baca buku Mba Asma Nadia, Catatan Hati Seorang Istri, makin membuat aku yakin, harta sumber masalah. Hehe..

Soalnya, kebanyakan kisah yang ada di sana memberikan kesimpulan bahwa suami cenderung ingin selingkuh setelah ekonomi keluarga sudah stabil dan cenderung membaik.

Sinkron dengan pengakuan salah seorang temanku. Laki-laki, secakep apapun, seguanteng apapun, ga bakalan pede mendekati perempuan kalo KERE.

Benar atau betul? Wallahu 'alam.

Bukannya aku menentang poligami. Karena mengenai aturan poligami dah ada dalam Al Qur'an Suci.

Tapi mungkin karena sedikit trauma yang tersisa dari keputusan bapak untuk menikah lagi.

Hehe.. :D

Akibatnya, kalau ditanya, "Ima mau dimadu?"
Terus terang aku akan bilang, "Kalo boleh milih, aku pengen seperti Khadijah aja. Selama hidupnya ga pernah dimadu Rasulullah. Kalo nikah lagi boleh. Tapi ima-nya mati dulu, hehe."

Lagipula, pernah baca di milis FLP, kalo mengenal Allah, berarti mengenal makhlukNya, mengenal diri sendiri. Allah saja ga mau diduakan, dan mengklaim syirik adalah dosa paling besar. Kenapa? Karena Allah Maha Pencemburu.

Nah, di buku itu (Catatan Hati Seorang Istri) juga ada cerita tentang dua pasang suami istri yang pernikahannya tetap langgeng hingga dah jadi kakek nenek. Dan setelah dijelaskan lebih lanjut tentang kondisi kedua pasang kakek nenek tersebut, ternyata ada benang merahnya. Mereka sama-sama keluarga sederhana dan pas-pasan. Bahkan ada yang memiliki profesi sebagai pengemis.

Hal ini membuat aku berkesimpulan, hidup sederhana akan menyederhanakan pola pikir orang. Terutama laki-laki. Dia akan berpikir, "Kalo nikah lagi, mau dinafkahi pake apa? Satu aja ga beres gini.."

Hehe :D
Jadi pilih yang mana? Well, it's just a thougt..

Tuesday, 12 May 2009

Tiga Kali

Dalam menciptakan sebuah benda, biasanya ada sebuah hal yang melatarbelakangi penciptaannya. Yaaa, miriplah dengan pembuatan skripsi atau karya ilmiah.
Mengapa kita ingin membuat benda atau apa pun lah itu namanya. Alasan-alasan ini dikemukakan di latarbelakang. Lalu tujuannya nanti untuk apa saja.. Hmmm... kok rada mirip latarbelakang ya? Tapi biasanya tujuan ini lebih kepada hasil. Betul ga ya? Anggap betul aja, kalo salah, anggap ima sok tau aja, hehe...
Trus, apa batasan dari benda yang akan diciptakan itu. Misalnya, benda ini kemampuannya hanya sampai segini saja.

Kemudian, dibuatlah langkah-langkah atau metode yang akan digunakan dalam pembuatan benda yang diingini itu. Dalam pembuatan langkah-langkah ini, dirumuskan juga tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi selama proses pembuatan. Hal ini digunakan untuk antisipasi bila terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Setelah draft selesai, mega proyek dimulai. Selama proses pembuatan, perlu dirangkum kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Biar kalo mau bikin lagi dari awal udah diperbaiki atau setidaknya udah ada counterattack (halaaaah... emang game?) bila terjadi hal yang sama. Kalo proyek buesaaaaarrrr banget dan ngeluarin dana yang buanyaaaaaakk banget, biasanya bikin prototype dulu, untuk simulasi.

Lalu, jreng jreng jreng jreng, voila! Akhirnya, hasil akhir tercipta.

Tinggal dipake deh... Bila terjadi penyalahgunaan terhadap benda yang diciptakan, maka itu bukan tanggung jawab pembuat, tapi yang makai.

Contohnya aku.

Sudah dua minggu naek motor pulang pergi kerja. Tiga kali jatoh dari motor. Hehe. Kalo orang cemen pasti dah nyerah.
Kenapa bisa jatoh? Seperti yang telah diuraikan pada paragraf-paragraf di atas, penciptaan motor, bukan untuk pengendara yang beraliran R-O-K. Alias perempuan. Eh, tapi sekarang perempuan juga banyak pake celana ya? Yang jelas, saya pake rok. Gara-gara rok, kaki ini ga bisa menapak dengan baik dan benar di jalan. Musti jinjit. Padahal tinggi badan 163-an cm. Kaki juga panjang, tapi... Yah, nasib...

Apakah aku harus banting stir pake celana juga? Arghhh...!!!! Tidak mau!!!!

Baiklah, akan saya pikirkan bagaimana caranya. (Hehe, ini kalimat favoritku akhir-akhir ini)
Bagaimana caranya biar tetap bisa pake rok sambil berkendara roda dua.
Semangat!!!

Habis dah terbeli, ga mau jual lagi...

Saturday, 2 May 2009

Come and Go

Kadang hidup bagaikan gelombang yang ada di lautan. Kadang di atas, merasakan indahnya hidup sesuai yang kita inginkan. Kadang di bawah, terhimpit beban masalah yang seolah-olah tak pernah hilang.

Kadang persahabatan bagai ombak di pantai. Ada yang datang dan pergi silih berganti.

Begitulah yang sedang terjadi denganku.
Satu per satu teman, sahabatku pergi dari jangkauan tangan dan kakiku.

Dan saat aku berusaha melebarkan sayap silaturahmi, di saat itulah aku memutusnya tanpa kusadari.

Hhhh... Susahnya cari teman.