Inilah yang dapat kupetik hari ini.
Semua ini berawal dari hari Sabtu. Hari dimana aku mulai terserang flu. aku pun mulai mengkonsumsi obat-obatan itu. Guna mengurangi rasa sakitku.
Hari Sabtu kupakai Sanaflu. Syukurlah, tak menyebabkan rasa kantuk, tapi aku mulai malas bekerja. OT sekedarnya. Ga maksimal rasanya. Ditambah tarian -tarian di lantai dua. Sebagai latihan untuk acara ulang tahun PT yang entah ke berapa. Membuatku ingin pulang secepatnya.
Sampai di rumah, badan rasanya mati rasa. Tak tau mau ngerjain apa. Padahal besok aku ada acara. Pernikahan seorang sahabat di Batu Aji sana. Sebutir Sanaflu kutenggak tak bersisa (yaiyalah, kan sekali hap). Berharap besok ku kan baik-baik saja.
Esoknya, badan linglung tapi sudah lumayan rasanya. Dengan tingkat pede yang tinggi ku berangkat menuju rumahnya. Tanpa persiapan obat-obatan bila tiba-tiba sakit kepala menyerang. Maklum, belum sembuh benar. Alhamdulillah, acara berjalan lancar hingga sorenya. Tapi kepala mulai berat terasa. Syukurlah ada balsem penghangat raga. Walo hanya mampu bertahan sebentar sahaja.
Akhirnya kuputuskan untuk pulang saja. Karena sudah tak tertahankan rasa sakitnya. Takut kalo pingsan di jalan, siapa yang akan ngantar sampai Taman Raya? Kamera kesayangan kutinggalkan begitu saja. Kalaulah jodoh pasti kembali bersua. Toh, tinggal di rumah Tuti nya (kalau di-bahasa Minang-kan jadi: Kan tingga di rumah Tuti nyoh). Lalu di perjalanan pulang kubeli Inza. Moga-moga dapat meredakan sakit kepala.
Seninnya...
Eh, ternyata Tuti cuti pula. Baterai kameranya masih sama Ima. Ah, sudahlah, insyaAllah Tuti masuk hari Selasa. Begitulah kita baru sampai dua pertiga cerita.
Ima sempatkan minum sebutir lagi Inza. Supaya tidak menyebabkan hal yang tidak diinginkan nantinya. Berhubung Senin waktunya shipment barang ke Singapura. Cuman, jeleknya. Syaraf otak ima jadi agak bebal rasanya (apa mungkin dari dulu udah bebal yah? Hmmm)
Sorenya, ima ke Panbil ketemu Nanda. Jalan-jalan cari kado, ketemu rok hitam, kepikiran beli buat acara Ultah PT Surya. Berhubung dah maghrib Nanda tinggalkan ima dan dia ke Musholla. Mungkin teguran dari Allah juga. Sekalipun libur shalat ga baik belanja saat Maghrib tiba. Karena ima meninggalkan barang berharga. Di kamar pas toko Zahara.
Begitu sampai di rumah Ni I, ima diberitahu berita ini. "Ima kehilangan HP ya hari ini?".
Semua ini berawal dari hari Sabtu. Hari dimana aku mulai terserang flu. aku pun mulai mengkonsumsi obat-obatan itu. Guna mengurangi rasa sakitku.
Hari Sabtu kupakai Sanaflu. Syukurlah, tak menyebabkan rasa kantuk, tapi aku mulai malas bekerja. OT sekedarnya. Ga maksimal rasanya. Ditambah tarian -tarian di lantai dua. Sebagai latihan untuk acara ulang tahun PT yang entah ke berapa. Membuatku ingin pulang secepatnya.
Sampai di rumah, badan rasanya mati rasa. Tak tau mau ngerjain apa. Padahal besok aku ada acara. Pernikahan seorang sahabat di Batu Aji sana. Sebutir Sanaflu kutenggak tak bersisa (yaiyalah, kan sekali hap). Berharap besok ku kan baik-baik saja.
Esoknya, badan linglung tapi sudah lumayan rasanya. Dengan tingkat pede yang tinggi ku berangkat menuju rumahnya. Tanpa persiapan obat-obatan bila tiba-tiba sakit kepala menyerang. Maklum, belum sembuh benar. Alhamdulillah, acara berjalan lancar hingga sorenya. Tapi kepala mulai berat terasa. Syukurlah ada balsem penghangat raga. Walo hanya mampu bertahan sebentar sahaja.
Akhirnya kuputuskan untuk pulang saja. Karena sudah tak tertahankan rasa sakitnya. Takut kalo pingsan di jalan, siapa yang akan ngantar sampai Taman Raya? Kamera kesayangan kutinggalkan begitu saja. Kalaulah jodoh pasti kembali bersua. Toh, tinggal di rumah Tuti nya (kalau di-bahasa Minang-kan jadi: Kan tingga di rumah Tuti nyoh). Lalu di perjalanan pulang kubeli Inza. Moga-moga dapat meredakan sakit kepala.
Seninnya...
Eh, ternyata Tuti cuti pula. Baterai kameranya masih sama Ima. Ah, sudahlah, insyaAllah Tuti masuk hari Selasa. Begitulah kita baru sampai dua pertiga cerita.
Ima sempatkan minum sebutir lagi Inza. Supaya tidak menyebabkan hal yang tidak diinginkan nantinya. Berhubung Senin waktunya shipment barang ke Singapura. Cuman, jeleknya. Syaraf otak ima jadi agak bebal rasanya (apa mungkin dari dulu udah bebal yah? Hmmm)
Sorenya, ima ke Panbil ketemu Nanda. Jalan-jalan cari kado, ketemu rok hitam, kepikiran beli buat acara Ultah PT Surya. Berhubung dah maghrib Nanda tinggalkan ima dan dia ke Musholla. Mungkin teguran dari Allah juga. Sekalipun libur shalat ga baik belanja saat Maghrib tiba. Karena ima meninggalkan barang berharga. Di kamar pas toko Zahara.
Begitu sampai di rumah Ni I, ima diberitahu berita ini. "Ima kehilangan HP ya hari ini?".
Itulah pertanyaan dari Ni I. Ima masih dengan santainya menjawab, "Ga ada di dalam tas ini." Begitu diperiksa, rupanya HP dah tak ada lagi. Syukurlah, penjaga toko baik hati. Dikembalikannya jua dengan senang hati. Kata orang itu pamali, bisa bikin rugi.
Alhamdulillah, barang berharga ima kembali ke tangan ima (walau sekarang, pukul 10:07 pm masih di tangan saudara sepupu ima yang di Batu Aji). Mana di dalam pocket yang ketinggalan itu ada Handphone, headsetnya, beserta baterai kamera 2t (maaf, T!)
1 comment:
Ilma, Ini bahasa kok aneh bin ganjil gini yah?? Apa karena efek obat flu ya..? Btw, udah lama gak nengok, maaf lagi sibuk sama dunia ebook.
Post a Comment