Sunday 31 August 2008

Jealousy

Bukan judul lagu yang dinyanyiin Queen, hanya teringat akan sebuah diskusi di sebuah PT, hehe...

Waktu itu, ada tiga orang penulis yang saya sebut sebagai 'The Writer 3'. Mereka bekerja di perusahaan yang sama, dan mendaftar di sebuah forum penulis yang sama.

Mereka mengomentari sebuah cerita. Cerita cinta. Sad ending. Bagus memang. Tokoh sentral ada dua orang, laki-laki dan perempuan. Mereka jatuh cinta dan akan menikah. Beberapa jam sebelum pernikahan, ternyata sang perempuan meninggal karena tertembak peluru nyasar Ayah si perempuan yang sedang..... lupa ngapain, ngusir babi hutan dari ladang coklat miliknya kalo ga salah.

Dan salah seorang dari The Writer 3 kasi komen, 'bagus, tapi di tengah-tengah bikin mual'
Apa sebab? Karena di tengah-tengah cerita ada cerita orang lagi pacaran!

Lantas The Writer 3 yang lain bilang, 'itu namanya C E M B U R U'

Hehe...
Begitulah, salah seorang anggota yang mual gara-gara adegan romantis itu adalah saya.




Tak tau kenapa, kalo ada novel atau cerpen, saya menghindari paragraf yang berbau romantisme. Entah kenapa, saya suka mual membacanya. Karena cemburukah?

Hmmm.... Tidak sepenuhnya benar.

Mungkin ini karena ada sebuah kesatuan dalam kegiatan membaca, yaitu membayangkan. Kalau kita membaca sesuatu, automatically kita pun akan membayangkan apa yang kita baca. Bila ada paragraf tentang deskripsi sebuah lokasi, kita pun ikut hanyut dengan pembayangan/imajinasi tentang lokasi tersebut. Yang mana, tiap orang mungkin akan memiliki bayangan yang berbeda-beda pula.

Karena itulah, saudara-saudara. Saya benci membaca cerita yang ada adegan romantisnya!

Bukan hanya membaca sesuatu yang romantis, mengalami hal romantis pun saya tidak suka. Dulu, pernah ada seseorang yang memperhatikan saya. Saya pada awalnya ga nyadar, namun, entah bagaimana, perut saya mendadak jadi mules, badan menggigil. Hey, ada apa neeh?

Celingak-celinguk, masya Allah, ada yang sakit mata! Ada yang lagi mengawasi saya! Bukan penjaga toko, tapi teman saya. Dan saya pun bertanya-tanya, kok orang jelek diperhatikan lekat-lekat? Saya langsung tambah mual. Bukan karena yang memperhatikan berwajah jelek juga, bukan. Dia seorang lelaki tampan. Tapi, yah, dasar ga ada jiwa romantis, saya langsung merasa ga enak badan dan pulang ke rumah, hehe...

Tapi kalo cerita itu tentang bagaimana seorang tokoh menaklukkan hati atau mencoba melakukan pengakuan cinta, saya tidak alergi. Sebab ada sebuah semangat di dalamnya. Tidak peduli hasilnya akan ditolak, tapi saya suka tema perjuangan, hehe.... Perjuangan oleh pahlawan bangsa, perjuangan dalam dunia khayalan semisal Narnia/Lord of The Rings, perjuangan cinta juga tak masalah.

No comments: