Friday 5 September 2008

Penolakan



Apa hal yang paling ditakuti oleh orang yang akan melakukan sebuah pengakuan? Umumnya, orang akan menjawab, PENOLAKAN.

Inilah mengapa banyak yang mengurungkan niat untuk melamar seseorang. Apalagi orang yang telah lama diidamkan. Waah... makin seru tuh pergolakan dalam batinnya.

Hanya saja, kenapa penolakan menjadi momok yang begitu menakutkan? Padahal, dengan penolakan kita bisa memiliki setidaknya titik terang, dan berkata, "Oh, ternyata bukan dia, berarti siapa ya?"

Jadi minimal, possibility bahwa seseorang menjadi jodoh menjadi berkurang dan bertambah pada yang lain. Mungkin ini adalah pemikiran yang salah. Tapi, setidaknya bisa membangkitkan semangat juang tanpa lelah bagi seseorang yang sedang mereka-reka siapa gerangan jodoh yang disiapkan Allah untuk kita.

Contohnya aku. Sudah dua kali penolakan secara tidak langsung dalam hal mencari jodoh, hehe.

Pertama kali, ditolak tanpa sempat membuat pengakuan atau mengirim lamaran. Penolakan berupa pernikahan si target dengan orang lain, huhuhu... sedih memang.

Kedua, penolakan bahkan belum sempat kenal lebih jauh. Lewat SMS-an temanku dengan temannya yang menyatakan dia belum siap menikah dan syarat lain di mana aku tidak bisa sanggupi. Harus keturunan Arab minimal. Berhubung aku ga punya darah Arab, yang ada darah manusia, ups... maksudnya Minang, Tapanuli, dan sedikit Cina.
Jadi, yah, terpaksa mundur teratur.

Dan parahnya lagi, di antara dua penolakan itu, aku juga nolak orang lain. Hehe. Tetangga. Sekarang dia sudah hengkang dari lingkungan sekitar rumahku. Karena penolakan yang telah aku lakukankah? Semoga bukaaaaannnn..

Lagipula, apalah arti sebuah penolakan? Deuuu...

Soalnya, ada penolakan yang jauh lebih menyakitkan yaitu saat kita ditolak Allah memasuki surgaNya, huehehehe...

Okeh, cukuplah postingan kali ini dengan kata-kata penolakan. Semoga menjadi pemacu semangat bagi yang ditolak untuk melihat ke pintu lain yang tengah terbuka. Menanti mata kita untuk melihatnya, sekalipun hanya sekilas.
Atau dengan kata lain, satu peluang tertutup, tapi masih ada peluang-peluang lain yang sedang terbuka namun kita tidak melihatnya karena terpaku atau shock berlebihan pada peluang yang telah tertutup itu.

Buka mata, buka telinga, rasakan dengan tiga indera lainnya.
Kalo perlu pake indera ke-enam.
Berani ambil resiko demi mendapatkan peluang/kesempatan.

ups... ceritanya ngibur diri... :p

No comments: