Tuesday, 30 September 2008

Ramadhan Tahun Ini

Target tak tercapai lagi, hhh.... Astaghfirullaah...
Tapi ada yang sedikit meningkat.
How 'bout you? Tercapaikah?
Mudah-mudahan tercapai..
Semoga ibadah kita ga hanya terhenti di bulan ini...
Tapi terus di follow up hingga bulan-bulan berikutnya sampai maut memisah raga dengan jiwa.

Ada nasihat dari Imam Ali:

Hari raya hanya untuk orang yang Allah terima puasa dan berkenan dengan shalat
malamnya. Setiap hari ketika orang tidak maksiat kepada Allah adalah Hari Raya
yang sebenarnya.

Oia, berhubung ini hari terakhir, kasi pantun ah...

Ikan sepat ikan teri
Selamat Idul Fitri

Ikan kakap ikan patin
Mohon maap lahir batin...

Hehe, bukan berarti aku penggemar ikan :D
Semoga kita termasuk orang-orang yang selamat di akhirat nanti...
Loh, kok jadi serem gini?

Friday, 19 September 2008

Ga Bisa Masak, Gimana neeeh???

Dear pembaca yang tersesat sampe ke blog ini,

Hehe, beberapa hari lalu, aku berdiskusi dengan kakakku tentang kegiatan masak memasak.
Di adat Minang, anak gadih (anak gadis) harus ngerti urusan dapur. Karena siapa lagi yang bakal masak kalo bukan sang isteri (jawab: sang suami, hehe).
Sehingga, tak heran, bila anak laki-laki Minang nyari cewek yang pintar masak. Urusan perut nomor wahid!

Begitulah, kami, yang perempuan, dididik gimana pergi ke pasar, gimana cara belanja, trus di dapur, gimana cara motong bawang, motong ini, motong itu, giling cabe, giling bumbu, masak ikan, masak tahu, masak ini, masak itu dan lain sebagainya.
Kemudian, yang laki-laki diajarkan untuk nyari perempuan yang pintar masak. Beneran! Soalnya, waktu kakak sepupuku yang laki-laki minta izin nikah sama ibunya, sang ibu bilang, "Lai bisa masak nyo?". Artinya, dia bisa masak ga?

Seiring perkembangan zaman, ada istilah pembantu (yakni asisten nya ibu). Untuk meringankan beban kerja ibu di rumah, maka disewalah jasa pembantu. Mulai dari yang pekerjaan kecil sampai kerja berat. Apalagi yang ibu-ibu si wanita karir. Hmmm... Perlu banget pembantu. Tapi gimana kalo pembantu mudik? Trus ga tau cara masak?

Di novel Cinta yang Terlambat, ada pepatah petitih urang lamo, kira-kira begini isinya:
Jalan untuk sampai ke hati laki-laki adalah melalui perutnya

Benarkah? Wallahu 'alam, hehe...

Jadi, bagi yang belum bisa masak, mulai lah dari sekarang, mulai dari yang kecil, KITA MASAK!!! AYO, memasaaaakk...

Wassalaam,
- dari orang yang tak biasa masak -

Hehe... :D

Sunday, 14 September 2008

BUBARRRRRRRR!!!

Last night, para alumni yang pernah mengecap pendidikan dalam naungan jurusan Teknik Industri Universitas Andalas mengadakan reuni sekaligus BUBAR alias buka bareng.

Banyak senior-senior yang tidak aku kenal. Oia, yang datang sekitar 25-an orang. Ada dari angkatan 2002, 2001, '98, '94, '95, dan aku tidak tau lagi....
Acaranya, makan2, trus sholat maghrib, dilanjutkan dengan makan2 lagi, lalu ngobrol dan diskusi, dan tak lupa bernarsis ria serta foto bareng.

Dan ini adalah acara berbuka ku yang paling mahal. Iurannya Rp. 45.000,-
No wonder, karena diadakan di Resto Kediri, Batam dan kami pake VIP Room!
YA IYALAH! Masa ya iya dong, semangka aja dibelah masa dibedong...
Yah, boleh lah sekali-kali merasa sebagai orang kaya, hehe.
Gambar di samping adalah salah satu menu pembukanya...
Ati2 kalo lagi puasa, bisa ngiler... Hehe

Dua Satu

Itu adalah skor yang tercipta saat Liverpool menjamu musuh bebuyutan, Man U, kemaren 13 September 2008.

Penyelamat dalam pertandingan ini adalah.... Babel! Bukan Bangka Belitung, tapi seorang pemuda cakap dari negeri Kincir Angin, Belanda.

Berikut adalah reka peristiwa, emang ada pembunuhan? Oia, pembunuhan rasa percaya diri Man U. Ups, sombooong... Mentang-mentang neehh..

Berhubung saya tidak sempat nonton, gara-garanya anak TI Unand di Batam bubar alias buka bareng, jadi saya akan menerjemahkan live commentary yang didapat dari soccernet seringkas-ringkasnya, hehe males nulis:

Pertama dan utama sekali, susunan pemain:

Liverpool: Pepe Reina; Martin Skrtel, Fabio Aurelio, Alvaro Arbeloa, Jamie Carragher, Xabi Alonso, Javier Mascherano (Hyypia '87), Yossi Benayoun (Gerrard '68), Alberto Riera (Babel '71), Dirk Kuyt, Robbie Keane.

Man Utd: Edwin Van der Sar: Rio Ferdinand; Patrice Evra, Wes Brown, Nemanja Vidic, Michael Carrick (Giggs '46), Anderson (Nani '78), Paul Scholes (Hargreaves '66), Carlos Tevez, Dimitar Berbatov, Wayne Rooney

Ceritanya:
Belum apa-apa, Man U unggul lebih dulu di menit ke-3 lewat gol yang tercipta dari kaki Carlos Tevez yang merupakan umpan dari Berbatov.
Menit ke-26, Wes Brown malah membobol gawang sendiri.
Lalu skor 1-1 bertahan hingga turun minum. Wah, We Brown pasti kesal banget tuh!
Memasuki babak kedua, begitu banyak hal yang terjadi dan... GoAaaL!!! Menit 77, Ryan Babel memberi peluang besar untuk memenangkan 3 angka atas Man U.


Dan, demikianlah, pertandingan usai di menit ke 95. Liverpool MENANG ,
yang artinya kira-kira begini: Liverpool MENANG saudara-saudara!
Hehe, ringkas kan? Kemenangan ini mengantarkan Liverpool ke peringkat 2 setelah Chelsea. Sekalipun poin sama-sama 10, tapi Chelsea unggul di goal scored.

Ini link dari detik.com buat pengen tau lebih jelas. Sayang ya, di televisi swasta Indonesia tak mampu menayangkan pertandingan paling bergengsi ini.. Hhhh...

Wednesday, 10 September 2008

Lapaaarrrr....

Woi.. woi... puasa!
Hehe, ini bukan lapar karena puasa, wuppssie..

Sudah dua orang yang menceritakan kepadaku, directly to my ears, betapa penuh perjuangannya mereka saat berada di bangku perkuliahan.

Pertama temanku, salah seorang dari The Writer 3 yang bergender perempuan. Dia menceritakan, pernah suatu kali uangnya habis hingga ga ada lagi tersisa untuk makan. Akhirnya, dengan menebalkan muka, dia pun pergi ke wisma teman. Hingga pernah suatu hari dia pun dicela, "Wah, kok kamu selalu datang tepat waktu ya? Kita mau makan nih..." Astaghfirullaah, kasian temanku itu, dia pun pulang dengan hati sedih, malu, tapi mau bagaimana lagi? Seharusnya yang malu itu bukan temanku, tapi orang yang mengucapkan kalimat pencelaan itulah yang malu. Bukankah sudah kewajiban dari tiap umatNya untuk saling menolong?


Kemudian, dia juga berjalan kaki dari Air Tawar, Padang Kota hingga ke Khatib Sulaiman (sekitar 5 km) dengan tujuan Bank Rakyat Indonesia, untuk mengecek, apakah uang kiriman sudah datang apa belum. Dan apa yang dia dapat? Ternyata belom nyampe, masya Allaah. Terpaksa dia balik ke kos annya dalam keadaan masih kere. Dia juga pernah jalan kaki dari Simpang Andalas ke Pasar Baru, yang perjalanannya mendaki. Pulang pun masih jalan kaki. Ya Allah, betapa kuat hati dan langkah temanku untuk mendapatkan gelar sarjana.

Kedua, ada juga cerita dari The Writer 3 yang laki-laki. Beliau juga pernah puasa ga makan selama 2 hari demi menghemat persediaan bahan makanan dia dan teman satu kamarnya. Dan ada juga kejadian yang sama, saat temannya mengambil ATM dengan jarak yang jauhnya sekitar 7 km dari tempat kos-kosan. Dan saat temannya yakin kalo uang kiriman dateng, dia lantas makan setengah dari persediaan makanan karena tak tahan lagi. Ternyata uang masih di awang-awang, belom datang. Tapi bantuan Allah memang nyata, bukan uang yang datang tapi makanan yang menghampiri. Ada orang baik hati yang mendengar bisik-bisik dua anak kuliahan yang lagi menahan lapar demi gelar akademi.

Lalu bagaimana dengan nasib The Writer 3 yang lain? Yang tak bukan adalah iLma? Hhhhhh... dia adalah anak manja yang tak perlu bersusah payah memikirkan masalah uang dan makan. Berhubung iLma tinggal dengan keluarga dari papanya. Kalo uang kurang, pinjam punya saudara dulu, nanti papa yang lunasin. Malang benar nasib si iLma.

Karena orang yang mati-matian berusaha mendapatkan apa yang dia inginkan akan terasa manis begitu hal yang diidamkan akhirnya berhasil diperoleh. Jerih payah rasanya terbayarkan...

Sunday, 7 September 2008

Speedometer

Para pengguna kendaraan tentu sudah familiar dengan alat satu ini, speedometer. Ada yang ga tau?

Baiklah, saya akan jelaskan dengan singkat. Speedometer adalah alat untuk mengetahui kecepatan dari kendaraan yang sedang dikendarai, bisa motor atau mobil. Alat ini gunanya sebagai indikator apakah kita lagi ngebut atau sedang berlomba sama siput.

Anehnya, dari hasil survey saya yang semoga cukup mewakili, melalui 5 kali pengamatan terhadap angkot/metro trans jurusan Jodoh - Nongsa di Batam, Kepulauan Riau, the metro trans' speedometer kaga jalan! Jarumnya ga bergerak! Bukan, mobilnya bukan diam di tempat. Mobilnya lagi melaju dengan kecepatan minim, lalu ngebut, melambat, trus ngebut lagi gitu seterusnya (tipikal angkot Batam). Tapi jarum speedo (nama panggilannya speedometer) tetep bergeming. Kayaknya mati, mati surikah? Entahlah.. Wallaahu alam, hehe...

Cuman, yang jadi pertanyaan saya, kenapa mereka (baca: para sopir angkot) ga merasa ini sebagai suatu masalah? Sehingga saya pun jadi bertanya lagi, sebenarnya masalah ga seeh, kalo speedo ga jalan?

Friday, 5 September 2008

Penolakan



Apa hal yang paling ditakuti oleh orang yang akan melakukan sebuah pengakuan? Umumnya, orang akan menjawab, PENOLAKAN.

Inilah mengapa banyak yang mengurungkan niat untuk melamar seseorang. Apalagi orang yang telah lama diidamkan. Waah... makin seru tuh pergolakan dalam batinnya.

Hanya saja, kenapa penolakan menjadi momok yang begitu menakutkan? Padahal, dengan penolakan kita bisa memiliki setidaknya titik terang, dan berkata, "Oh, ternyata bukan dia, berarti siapa ya?"

Jadi minimal, possibility bahwa seseorang menjadi jodoh menjadi berkurang dan bertambah pada yang lain. Mungkin ini adalah pemikiran yang salah. Tapi, setidaknya bisa membangkitkan semangat juang tanpa lelah bagi seseorang yang sedang mereka-reka siapa gerangan jodoh yang disiapkan Allah untuk kita.

Contohnya aku. Sudah dua kali penolakan secara tidak langsung dalam hal mencari jodoh, hehe.

Pertama kali, ditolak tanpa sempat membuat pengakuan atau mengirim lamaran. Penolakan berupa pernikahan si target dengan orang lain, huhuhu... sedih memang.

Kedua, penolakan bahkan belum sempat kenal lebih jauh. Lewat SMS-an temanku dengan temannya yang menyatakan dia belum siap menikah dan syarat lain di mana aku tidak bisa sanggupi. Harus keturunan Arab minimal. Berhubung aku ga punya darah Arab, yang ada darah manusia, ups... maksudnya Minang, Tapanuli, dan sedikit Cina.
Jadi, yah, terpaksa mundur teratur.

Dan parahnya lagi, di antara dua penolakan itu, aku juga nolak orang lain. Hehe. Tetangga. Sekarang dia sudah hengkang dari lingkungan sekitar rumahku. Karena penolakan yang telah aku lakukankah? Semoga bukaaaaannnn..

Lagipula, apalah arti sebuah penolakan? Deuuu...

Soalnya, ada penolakan yang jauh lebih menyakitkan yaitu saat kita ditolak Allah memasuki surgaNya, huehehehe...

Okeh, cukuplah postingan kali ini dengan kata-kata penolakan. Semoga menjadi pemacu semangat bagi yang ditolak untuk melihat ke pintu lain yang tengah terbuka. Menanti mata kita untuk melihatnya, sekalipun hanya sekilas.
Atau dengan kata lain, satu peluang tertutup, tapi masih ada peluang-peluang lain yang sedang terbuka namun kita tidak melihatnya karena terpaku atau shock berlebihan pada peluang yang telah tertutup itu.

Buka mata, buka telinga, rasakan dengan tiga indera lainnya.
Kalo perlu pake indera ke-enam.
Berani ambil resiko demi mendapatkan peluang/kesempatan.

ups... ceritanya ngibur diri... :p