Friday 19 September 2008

Ga Bisa Masak, Gimana neeeh???

Dear pembaca yang tersesat sampe ke blog ini,

Hehe, beberapa hari lalu, aku berdiskusi dengan kakakku tentang kegiatan masak memasak.
Di adat Minang, anak gadih (anak gadis) harus ngerti urusan dapur. Karena siapa lagi yang bakal masak kalo bukan sang isteri (jawab: sang suami, hehe).
Sehingga, tak heran, bila anak laki-laki Minang nyari cewek yang pintar masak. Urusan perut nomor wahid!

Begitulah, kami, yang perempuan, dididik gimana pergi ke pasar, gimana cara belanja, trus di dapur, gimana cara motong bawang, motong ini, motong itu, giling cabe, giling bumbu, masak ikan, masak tahu, masak ini, masak itu dan lain sebagainya.
Kemudian, yang laki-laki diajarkan untuk nyari perempuan yang pintar masak. Beneran! Soalnya, waktu kakak sepupuku yang laki-laki minta izin nikah sama ibunya, sang ibu bilang, "Lai bisa masak nyo?". Artinya, dia bisa masak ga?

Seiring perkembangan zaman, ada istilah pembantu (yakni asisten nya ibu). Untuk meringankan beban kerja ibu di rumah, maka disewalah jasa pembantu. Mulai dari yang pekerjaan kecil sampai kerja berat. Apalagi yang ibu-ibu si wanita karir. Hmmm... Perlu banget pembantu. Tapi gimana kalo pembantu mudik? Trus ga tau cara masak?

Di novel Cinta yang Terlambat, ada pepatah petitih urang lamo, kira-kira begini isinya:
Jalan untuk sampai ke hati laki-laki adalah melalui perutnya

Benarkah? Wallahu 'alam, hehe...

Jadi, bagi yang belum bisa masak, mulai lah dari sekarang, mulai dari yang kecil, KITA MASAK!!! AYO, memasaaaakk...

Wassalaam,
- dari orang yang tak biasa masak -

Hehe... :D

No comments: