Wednesday 20 February 2008

Menyakiti atau Disakiti? (Edited)

OK, topik ini dibuat karena aku merasa sedikit gelisah...

Susah memang menata hati agar penyakit hati tak hinggap dan mengakar kuat.Jaga hati sendiri susah, apalagi hati orang lain.
Terkadang kita bersenda gurau tanpa maksud menyakiti, namun, belum tentu orang yang kita ajak bercanda maklum akan maksud kita.
Terkadang hati kita sedang gundah, atau bad mood, hingga terpancar dari aura dan air muka. Sampai-sampai orang yang innocence pun kena getahnya, dengan nada hardikan kita berbicara dengan mereka. (Kejadian ini pernah menimpaku, gara-gara sibuk nyari PCBA*, adik sepupuku Eki malah nanya hal yang ga begitu penting dan tanpa sengaja aku bentak dia, aku membentak... MAAP Ki...)
Tapi syukurlah, Eki cukup dewasa untuk mengerti, kalo aku lagi kelimpungan nyari PCBA mini...

Aku kadang berpikir, menyakiti dan disakiti keknya saling berhubungan. Orang menyakiti kita karena sakit ati sama kita. Berarti kita yang disakiti sebenarnya telah menyakiti orang lain. Wuaaa... pada bingung pasti...

Tapi, tidak mutlak begitu sih. Kadang ada yang menyakiti tanpa sengaja, tanpa sebab asal. Misalnya seperti tadi, becanda.
Atau sifat yang terlalu lugu dan polos hingga ga nyadar (baca: peka) terhadap situasi orang yang diajak bicara.

Contohnya aku, apakah aku udah menyakiti orang itu? Apakah dia akhirnya sadar kalau aku ga punya perasaan khusus sama dia.
Sebenarnya bukannya ga suka sih, cuman, entahlah, ada sesuatu pada dirinya yang bikin aku kurang merasa nyaman.
Teman dan adik sepupuku bilang, dia orang baik. Tapi mereka kan liat luar doang (begitu juga aku, hehe).

Apa-apa yang kita anggap baik, belum tentu baik menurut Allah
Apa-apa yang kita anggap buruk, belum tentu buruk juga di mata Allah

Astaghfirullah, entahlah, aku bingung...

Mana yang baik menurut Allah itu, aku ga tau... Kalo folow your heart bisa menjawabnya, tapi yakin ga hati kita dalam keadaan yang begitu bersih, hingga pilihan kita itu benar-benar sesuatu yang baik bukan karena kita condong pada satu di atas yang lainnya?

Maaf, OOT dikit, menanggapi kalimat ini:

Apa-apa yang kita anggap baik, belum tentu baik menurut Allah
Apa-apa yang kita anggap buruk, belum tentu buruk juga di mata Allah


Kemaren, aku naik metro trans**, belum begitu penuh, jadi bisa milih-milih tempat. Aku pengen banget dapet tempat dekat jendela. Ada satu bangku yang memungkinkan, cuman. orang yang ada di bangku itu harus geser dikit, biar aku bisa masuk. Sikap dari orang itu cukup aneh, dia seakan-akan mau menyilahkan aku masuk, tapi ga mau geser dikiiiit ajah. Jadi, dengan sedikit rasa sebal aku duduk di tempat yang tersedia.

Ga taunya setelah beberapa saat mobil berjalan, jendela dekat tempat duduk yang aku mau, hampir copot. Wakwaw... Alhamdulillah, aku ga duduk di situ. Ehehe...

*) PCBA = Printed Circuit Board Assembly, contohnya memory RAM, motherboard, ukurannya beraneka ragam, mulai dari 2x2 cm hingga seukuran kertas big posternya BOLA.
**) Metro trans = angkot yang mengunakan mobil jenis L-300 modified, arah duduk bangku penumpang dan penumpangnya seharusnya, ke depan, bukan menyamping seperti kebanyakan angkot di Padang, Sumatera Barat. Tergantung dari penumpangnya siapa, kalau sekumpulan anak sekolahan satu geng yang terpaksa duduk berpisah-pisah, ada yang hadap belakang, ada yang normal hadap depan karena adanya tuntutan untuk ngobrol soal macam-macam yang berkaitan dengan kehidupan anak muda... Contoh gambar "isi" metro trans:


No comments: